Noken Papua Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Noken Papua Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda - Lembaga PBB untuk Bidang Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan, UNESCO, kembali menetapkan salah satu hasil kebudayaan Indonesia sebagai warisan dunia.

Noken Papua Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Tas Rajutan atau Ayaman Multifungsi Noken Kerajinan Tangan Rakyat Papua masuk dalam Daftar UNESCO Warisan Budaya Tak Benda yang memerlukan perlindungan mendesak. Keputusan ini mulai ditetapkan pada Selasa, 4 Desember 2012 di Paris, Prancis.

Sebagai tanda ditetapnya Noken menjadi Warisan Budaya Tak Benda, Ketua Sidang Komite Antar-Pemerintah ke-7 untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda, Arley Gill dari Grenada, mengetok palu menandai secara resmi momen penetapan yang disambut tepuk tangan dan sorak sorai 640 wakil dari 148 negara yang memadati Ruang XII di Markas UNESCO, pada 4 Desember 2012. Demikian seperti yang ditulis dalam rilis Kemdikbud, Rabu (5/12/2012).

"Pengakuan UNESCO ini, akan mendorong upaya melindungi dan mengembangkan warisan budaya Noken, yang dimiliki oleh lebih dari 250 suku bangsa di Provinsi Papua dan Papua Barat. Inskripsi UNESCO ini bukanlah tujuan akhir, melainkan awal upaya kita untuk bersama-sama menggali, melindungi dan mengembangkan warisan budaya Noken yang penting ini. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan nominasi Noken," ungkap Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, saat menyampaikan pidato singkat menyambut inskripksi Noken pada daftar UNESCO.

Titus Pekei, Putra Papua, Ketua Lembaga Ekologi Papua, sekaligus pencetus gagasan menominasikan Noken Ke UNESCO, turut pula mendampingi Wamendikbud mewakili masyarakat Papua yang telah memberi masukan dan mendukung nominasi Noken ke UNESCO. Titus sangat bergembira dengan berhasilnya perjuangan Noken yang telah dimulai dengan penelitian lapangan oleh tim Puslitbangbud sejak awal 2011. Ahli hukum dan lingkungan hidup lulusan UI ini tampil bangga dan berwibawa di ruang sidang Markas UNESCO dengan berbusana adat Papua, lengkap dengan menyandang “Noken Anggrek”, tanda kebesaran bagi masyarakat Papua. “Mama-mama Papua pengrajin Noken pasti bahagia pada hari ini,” kata Titus.

Carmadi Machbub, Duta Besar RI untuk UNESCO, menjelaskan bahwa inskripsi Noken menambah satu lagi warisan budaya takbenda Indonesia yang telah ditetapkan UNESCO, menyusul Wayang, Keris, Batik, Diklat Warisan Budaya Batik untuk Siswa Sekolah, Angklung dan Saman.

Aman Wirakarta Kusumah, anggota delegasi RI yang mengawal sebagian nominasi tersebut sampai berhasil selama menjabat Kepala Kantor Perwakilan RI (KWRI) untuk UNESCO, mengharapkan pengajuan nominasi warisan budaya Indonesia ke UNESCO dapat terus dilakukan, karena akan menambah prestasi bangsa dan Negara, sekaligus memperkuat perlindungan warisan budaya di dalam negeri untuk generasi penerus. (Kemdikbud)